Semantic Analysis On The Use Of Hijab And Jilbab Word Based On Qur’anic Perspective

Main Article Content

Andi Miswar

Abstract

The article explorer the difference of the word hijab and veil in the Qur'an verses through semantic analysis. The use of the word hijab for veil clothing is popular and both words are sometimes interpreted in the same meaning without defining the slightest difference with connotation on clothing. Moreover, through a qualitative descriptive analysis process with a lexical-semantic analysis method that used an interpretation variety technique through maudhui method with a research object in al-Qur’an verses which related to the use of the word hijab and veil, it revealed that the two words hijab and veil have a different meaning. The results revealed that the word hijab shows the meaning of covering, boundary or wall, as an intermediary which limited between men and women or between objects with another object, which aimed to prevent adversity (assimilation) with the opposite sex, and the use of the word hijab has been mentioned in the Qur'an eight times scattered in eight surah, and there is no definite editorial found that the meaning of clothes attached to a woman's body. While the use of the veil word is mentioned twice and found in two surahs, which indicated the meaning of clothing that covers the entire body of a woman, even though some people argued except covering the face and palms. Thus, this article is important because it discussed the different meanings of the use of both words in al-Qur'an through Semantic analysis, and it contributed to provide the real meaning and straighten the misunderstanding about those words both terms and understanding the related verses.

 

Artikel ini membahas perbedaan penggunaan kata hijab dan jilbab dalam ayat-ayat al-Qur’an dengan analisis semantik . Penggunaan kata hijab untuk pakaian jilbab menjadi populer dan  kedua kata tersebut  terkadang diartikan sama tanpa memiliki perbedaan sedikitpun dengan berkonotasi pada pakaian. Namun setelah melalui proses analisis secara deskriptif kualitatif dengan metode analisis semantik leksikal yang menggunakan pendekatan berbagai teknik interpretasi dalam  metode maudhui dengan obyek penelitiannya pada ayat-ayat al-Qur’an yang berkenaan dengan penggunaan kata hijab dan jilbab, ternyata kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kata hijab menunjukkan makna tabir, batas atau dinding, sebagai perantara yang membatasi antara pria dan wanita atau antara satu benda dengan benda lainnya, yang bertujuan untuk mencegah ikhtilat (pembauran) dengan lawan jenis, dan dari seluruh penggunaan kata hijab yang disebut dalam al-Qur’an sebanyak delapan kali yang tersebar pada delapan surah,  tidak ditemukan secara pasti redaksi yang menunjukkan makna pakaian yang melekat pada tubuh wanita. Sementara penggunaan kata jilbab yang disebut sebanyak dua kali yang terdapat pada dua surah, keduanya menunjukkan makna pakaian yang menutupi seluruh anggota tubuh wanita, meskipun ada yang memahami kecuali muka dan telapak tangan. Dengan demikian, artikel ini menjadi penting karena mengurai  perbedaan makna penggunaan kedua kata tersebut dengan analisis semantik Qur’ani, dan berkontribusi untuk memberikan pemahaman sehingga tidak terjadi kekeliruan, baik dalam penggunaan term tersebut maupun dalam memahami ayat yang terkait.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Miswar, A. (2019). Semantic Analysis On The Use Of Hijab And Jilbab Word Based On Qur’anic Perspective. Jurnal Adabiyah, 19(1), 49-63. https://doi.org/10.24252/jad.v17i119i1a3
Section
Volume 19 Number 1, 2019 / Humanities

References

Abd Azis Dahlan, (ed). Ensiklopedi Hukum Islam, Part II (Edition.I; Jakarta: PT.Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996)
Abdul Halim Mahmud Abu Syuqqah, Tahrīr al-Mar’ah fī Ashri al-Risālah, Part IV (Kuwait: Dār al-Qalam 1410 H/ 1990 M)
Abi Muhammad Abdullah bin Muslim bin Qutaibah al-Dīnawarī, Tafsir Garīb al-Qur’an, ditahqiq oleh Al-Sayyid Ahmad ṣāqir (Beirut: al-Maktabah al-Ilmiyah, 1428 H/ 2007 M)
Abu al-Fadl Jamāl al-Dīn Muhammad bin Mukram bin Manzūr, lisān Al-Arab, Part I, (Beirut: Dār al-Fikr, t.th),page. 272-273, See on Butros al-Bustani, Qutrul Muhīt, Juz II (Beirut: Maktabah Libnan, 1869)
Abu Al-Qasim Al-Husayn Ibn Abu Fadhl Al-Raghib, Al-Mufradat fī Gharib Al-Qur’an (Kairo Al-Bābi al-Halabi, 1971)
AbuBakar Muhammad Ibn Abdillah,Ibn al-Araby Ahkam al-Quer’ann, Mesir,Isa al-Halabi, Edition I. 1958, Volume III
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah keagamaan Pondok Pesantren al-Munawwir, 1984) .
Al-Allāmah al-Sayid Muhammad Husain al-Thabā’thabā’i , Al-Mīzan fī Tafsir al-Qur’an, Juz XVI (EditionII; 1393 H/1973 M).
Al-Bāqi, Muhammad Fuād ’Abd. al-Mu’jam al-Mufahras li Alfādz al-Qur’an al-Karim, (al-Kāhirah: Dār al-hadīs, 1428 H/ 2007 M).
al-Sulamī, Muhammad ‘Izzuddin bin Abd al-Azīz, al-Isyārah ilā al-Ījāz fī ba‘ḍi anwā‘i al-Majāz, ditahqiq Muhammad bin al-Hasan bin Ismail, Edition. I; Beirūt-Libnān: Dār al-Kutub al-Ilmiyyah, 1416 H/ 1995M.
Fāris bin Zakariyā, Abī Husain Ahmad, Mu’jam maqāyīs al-lughah, juz 2 (t.tp: Dār al-fikr, t.th)
Haji Abdul Malik Abdul Karim Amrullah (Hamka), Tafsir Al-Azhar (Edition I; Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD, 1987), page. 5766. See on Muhammad Mahmud al-Hijāzī, Al-Tafsir Al-Wādih (Edition IV; Al-Qāhirah: Matba‘ah Al-Istiqlāl al-Kubra, 1388 H/ 1968 M
Ibn Fāris bin Zakariyā, Abī Husain Ahmad, Mu’jam maqāyīs al-lughah, juz 1(t.tp: Dār al-fikr, t.th.)
Ibrahim Anis, Mu’jam al-Wasit(Mesir: Dār al-Ma’ārif, 1986)
Ibrahim Ibnu Umar Al-Biqā’i, Nazmal-Durār fī Tanāsub al-aayāt wa al-Suwar, Juz VI. (Edition I ; Beirut:Dar al-Maktabah al-Ilmiyah,1415 H /1995 M)
Imām Abi al-Hasan Ali bin Ahmad al-wāhidiy, Asbāb Nuzūl al-Qur’an (EditionI; Beirūt-Libnān: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, 1411 H/ 1991 M)
Imam Al-Hafidz Ahmad bin Ali Al-Asqalani, Fath al-Bāri, Juz. 13 (Beirut: Dār al-fikr, 1993)
Imām Jalaluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahally dan Jalaluddin Abd Rahman bin Abi Bakar Al-Sayuti, Tafsīr Jalalain(Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, t.t.)
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bekasi: PT.Sinergi Pustaka Indonesia, 2012)
M. Quraish Shihab, Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah,Pandangan Ulama Masa Lalu dan Cendekiawan Kontemporer(Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2004)
Mahmud Al-Alūsi, Rūh al-Ma’āni, Jilid 22 (Cet.IV; ( Cairo: al-Muniriyah, 1985)
Malik Ghulam Farid, The Holy Qur’an: Arabic Text and English Translaton with Commentar (London: The London Mosque, 1981)
Marmaduke Pickthall, The Meaning of The Glorius Koran (London: t.p. 1957)
Muhammad Ismail Ibrahim, Mu’jam al-Alfāz wa al-A’lām al-Qur’āniyah (Kairo: Dār al-Fikr al-Arabiy, t.th)
Muhammad Mahmud al-Hijāzī, Al-Tafsir Al-Wādih (Cet. IV; Al-Qāhirah: Matba‘ah Al-Istiqlāl al-Kubra, 1388 H/ 1968 M)
Muhammad Muhammad Qurais Ibrahim, Al-Mu’jam al-Wāfī likalimāt al-Qur’an al-Karīm, (Edition. I; al-Qāhirah: Maktabah al-Adāb 1427 H/ 2006 M)
Muhammad Thahir Ibnu ‘Āsyur, Tafsir Al-Tahrir wa al-Tanwīr, Jilid IX. Juz XX(t.t.: Dār Sahnun li Al-Nasyr li al-Tauzi’, t.th.)
Sayyid Quthb, fī zhilāl al-Qur’an, , Part 19-25. Volume 5(Edition12; Qahirah: Dal-Syurūf li Atthibāah wa al-Nasy 1987 M/ 1406 H)
Tengku Muhammad Hasbi Al-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’ānul Majid Al-Nūr (Edition. II; Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000)
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989)
Yusuf Syakriy farhāt, Mu’jam al-Thullāb (Cet VI; Beirut Libnān: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, 1428 M/ 2007 H).