Hukum dan Peradilan dalam Masyarakat Muslim Periode Awal
Abstract
Hukum dan peradilan merupakan dua aspek yang sangat dibutuhkan dalam membina kehidupan bermasyarakat. Hukum sebagai kaidah atau aturan yang harus dipatuhi sedang peradilan adalah sarana penyelesaian sengketa atau pelanggaran hukum. Dengan demikian keduanya ibarat dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Rasulullah saw., sejak awal dibangkit sebagai Rasul, disamping menjalankan misi risalah islamiyah, menanamkan aqidah dan iman, juga menjalankan hukum dan peradilan. Hukum pada masa Islam awal, baik hukum wadh’i maupun hukum samawi bersumber pada Rasulullah saw. Allah swt., tidak memberikan kekuasaan kepada selain Nabi-Nya untuk menetapkan syari’at. Hal ini dapat dimaklumi mengingat posisi Rasulullah sebagai pembawa risalah dan utusan Allah. Bagi masyarakat muslim pada periode ini tampaknya tidak kesulitan dalam mengetahui hukum. Bila mereka menghadapi suatu permasalahan, mereka dapat langsung mengajukannya kepada Rasulullah dan Rasulullah pun memberi jawabannya. Dengan demikian, semua tabir yang dihadapi oleh kaum muslimin dapat terkuak dengan mudah karena pemegang otoritas hukum ada di tengah-tengah merekaReferences
Badran, Badran Abu al-’Ainain. Ushul al-Fiqh al-Islamiy. Mesir: Mu’assasah Syabab al-Jami’ah al-Iskandariyah, t.th.
Bisri, Cik Hasan. MS., Peradilan Agama di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Daryanto. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya: Apollo, 1997.
Gerungan, Dr. W.A. Dipl. Psych., Psychologi Sosial. Cet. VIII; Jakarta: PT. Eresco, 1983.
Haroen, Nasrun. Ushul Fiqh I. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.
Hudhari Bik, Tarikh al-Tasyri’ al-Islami. Diterjemahkan oleh Mohammad Zuhri dengan judul Sejarah Pemibinaan Hukum Islam. Semarang: Darul Ikhya, 1980.
Madkur, Muhammad Salam. Al-Qadha’ fi al-Islam. Kairo: Dar al-Nahdhah al-Arabiyah, 1964.
Madkur, Muhammad Salam. al-Qadhau fi al-Islam. Diterjemahkan oleh Imran A.M., dengan judul Peradilan dalam Islam. Cet. IV; Surabaya: PT. Bina Ilmu , 1988.
Mahmassani, Sobhi R. Falasafat al-Tasyri’ fi al-Islam. Diterjemahkan oleh Ahmad Sudjono, Filsafat Hukum dalam Islam. Cet. II; Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1981.
Musthafa, Ibrahim. et.al., Al-Mu’jam al-Wasith. Teheran: Al-Maktabah al-Islamiyah, t. th.
Ibn Qayyim. I’lam al-Muaqqiin, Juz IV. Libanon: Dar al-Jill, t.th.
As-Sayis, Syekh Muhammad Ali. Tarikh al-Fiqh al-Islami. Diterjemahkan oleh Dedi Junaedi dengan judul Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam. Jakarta: Akademika Pressindo, 1996.
Shadilly, Hasan. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Cet. XI; Jakarta; Bina Aksara, 1989.
Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi. Peradilan dan Hukum Acara Islam. Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1964.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Cet. VII; Jakarta: Rajawali Perss, 1986.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988.
Yunus, H. Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjema/Pentafsiran Al-Qur’an, t.th.
Ibn Zakariyah, Abu al-Husain Ahmad bin Faris. Mu’jam Maqayis al-Lughat II. Mesir: Musthafa al-Bab al-Halabi, 1970/1390.
Once an article was published in the journal, the author(s) are:
- granted to the journal right licensed under Creative Commons License Attribution that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship.
- permitted to publish their work online in third parties as it can lead wider dissemination of the work.
- continue to be the copyright owner and allow the journal to publish the article with the CC BY-NC-SA license
- receiving a DOI (Digital Object Identifier) of the work.