Belis dalam Perkawinan Masyarakat Islam Lamaholot di Flores Timur Perspektif Hukum Islam

  • Ahmad Asif Sardari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
    (ID)

Abstract

Belis dalam perkawinan masyarakat lamaholot berupa gading gajah yang diberikan oleh pihak calon mempelai laki-laki kepada keluarga calon mempelai perempuan menjadi suatu bentuk penghargaan yang luar biasa kepada perempuan lamaholot. Aturan adat lamaholot, jika  laki-laki beserta keluarganya telah menunaikan, memberikan atau mengantarkan belis ke kediaman orang tua perempuan, dan dari keluarga pihak perempuan pun telah memberikan balasan dari belis tersebut berupa kain sutra, lipa (sarung), kwatek (kain tenun), pakaian, gelang, kalung dan emas yang diisi penuh dalam lemari, maka mereka telah dinyatakan sah secara adat menjadi pasangan suami istri, meskipun belum terjadi akad nikah secara Islam melalui wali dari pihak perempuan. Belis termasuk dalam kategori hadiah, meskipun dalam aturan adat lamaholot, belis merupakan syarat pemberian mutlak yang harus ditunaikan seorang laki-laki jika ingin menikahi perempuan lamaholot, tapi berdasarkan syariat Islam, belis bukanlah merupakan ketentuan wajib atau syarat mutlak jika ingin melakukan proses pernikahan. Adapun hibah dalam syariat Islam hukumnya adalah sunnah.

Belis in the marriage of lamaholot community is in the form of elephant ivory provided by the prospective bridegroom to the family of the prospective bride to be a form of extraordinary appreciation to the lamaholot female. The lamaholot customary rules, when a man and his family have fulfilled, provided or delivered belis to the residence of a woman's parents, and from the woman’s family has offered a reply from the belis in the forms of silk cloth, lipa (sarong), kwatek (woven cloth), clothes, bracelets, necklaces and gold filled in the closet, they have been legally declared customary to become a husband and a wife, even though the marriage contract has not yet taken place through a female guardian. Second, belis belongs to the prize category, although in lamaholot customary rules, belis is an absolute requirement that a man must fulfill when he wishes to marry a lamaholot woman, yet based on the Islamic law, belis is not a mandatory requirement or an absolute requirement when wishing to carry out the marriage process. As for hibah in Islamic law it is sunnah.

References

Abdullah, Abd. Gani. Himpunan Perundang-Undangan dan Peraturan Peradilan Agama Jakarta: Intermasa, 1991.

Abdullah, Boedi Cs. Perkawinan Perceraian Keluarga Muslim. Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Abidin, Slamet dan Aminuddin. Fiqih Munakahat I. Bandung : CV Pustaka Setia, 1999.

Agoes, Artati. Kiat Sukses Menyelenggarakan Pesta Perkawinan Adat Jawa (Gaya Surakarta dan Yogyakarta). Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2010.

Alhamdani, H.S.A. Risalah Nikah, Hukum Perkawinan Islam. Cet. III; Jakarta: Pustaka Amani, 1989.

Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

As’ad, Aliy, Tarjamah Fathul Mu’in. Jilid I. Jakarta: Menara Kudus, 1980.

Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta: Penerbit Perpustakaan Fak. Hukum UII Yogyakarta, 1996.

Bungin, Burhan. Analisis Data Kualitatif: Pemahaman Filosofi dan Metodologi ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2009

Darajad, Zakiyah. Ilmu Fiqh, Jilid II. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.

Ghozali, Abdul Rahman. Fiqh Munakahat. Jakarta: Prenada Media Group, 2003.

Hadikusuma, Hilman. Hukum Perkawinan Adat. Cet. II; Bandung; Alumni, 1983.

Hadikusuma, Hilman. Hukum Perkawinan Indonesia menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama. Bandung, Mandar Maju, 2007.

Hakim, Abdul Hamid. Mabadi Awwaliyyah, Juz I. Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Al-Jaziry, Abdurrahman. Kitâb al-Fiqh ‘ala Mazâhib al-Arbâ’ah, Jilid VII. Mesir: Dâr al-Irsyad, t.th.

Jumali, R. Abdul. Hukum Islam. Bandung: CV. Mandar Maju, 1999.

Al-Jurjawi, Ali Ahmad. Hikmah al-Tasyri wa Falsafatuh (Filsafat dan Hikmah Hukum Islam), (Terjemah). Semarang: CV. Asy-Syifa, 1992.

Kansil, C.S.T. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Cet. VIII; Jakarta : Balai Pustaka, 1989.

Kementerian Agama RI. Al-Quran dan Terjemah. Bandung: Syāmil Qur’an, 2012.

Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.

Mughniyah, Muammad Jaad. Fiqih Lima Madzhab. Jakarta: PT. Lentera Basritama, 2004.

Muhajir, Neong. Metedologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Selatan, 1998.

Narbuko, Cholid dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Nonci. Adat Pernikahan Masyarakat Makassar dan Tana Toraja. Makassar: Aksara, 2003.

Prawirohamidjojo, R.Soetojo. Pluralisme dalam Perundang-undangan Perkawinan di Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press, 2002.

Purwadi. Upacara Tradisional Jawa, Menggali Untaian Kearifan Lokal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka, 2001

Qamar, Nurul. Perbandingan Sistem Hukum dan Peradilan. Cet. I; Makassar: IKAPI, 2010.

Rafiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 1998.

Ramulyo, Moh. Idris. Hukum Perkawinan Islam. Jakarta : Bumi Aksara, 1999.

Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2009.

Rifai. Muhammad. Klausal Kifâyatul Akhyâr (Terjemah). Semarang: Toha Putra, t.th.

Ruma, Marzuki Wahiddan. Fiqh Mazhab Negara, Kritikatas Politik Hukum Islam di Indonesia. Yogyakarta: LKIS, 2001.

Rusyd, Ibnu. Bidâyah al-Mujtahîd wa Nihâyah al-Muqtasîd, Jilid I. Bairut: Dâr al-Fikr, t.th.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah Jilid II. Cet. IV; Bairut: Dār al-Fikr.

Sahrani, Sohari dan Tihami. Fikih Munakahat: Kajian Fikih Nikah Lengkap. Jakarta; PT. Raja Grafindo, 2009.

Shihab, M.Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1999.

Saleh, K. Wantjik. Hukum Perkawinan Indonesia. Jakarta Timur: Ghalia Indonesia, 1982.

Soekanto, Soerjono. Efektivitas Hukum dan Peranan Sanksi. Cet. I; Bandung: Remaja Rosdakarya, 1985.

Sudarsono. Pokok-pokok Hukum Islam. Cet.1; Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Sukanto, Suryono. Hukum Adat Indonesia. Jakarta: Rajawali, 1986

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

Sugiono. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Syarifuddin, Amir. Ushul Fikih. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

Wignjodipoere, Soerjono. Asas-asa Hukum Adat. Jakarta : Gunung Agung, 1988.

Wahid, Marzuki dan Rumadi. Fiqh Mazhab Negara, Kritik atas Politik Hukum Islam di Indonesia. Cet. I; Yogyakarta: LKIS, 2001.

Yunus, Mahmud. Hukum Perkawinan dalam Islam. Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1985

Zakiyah. Ilmu Fiqh, Jilid II. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.

Al-Zuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh. Cet. III; Bairut: Dâr al-Fikr, 1989.

Published
2019-01-18
How to Cite
Sardari, A. A. (2019). Belis dalam Perkawinan Masyarakat Islam Lamaholot di Flores Timur Perspektif Hukum Islam. Jurnal Al-Qadau: Peradilan Dan Hukum Keluarga Islam, 5(2), 160-174. https://doi.org/10.24252/al-qadau.v5i2.7098
Section
Artikel
Abstract viewed = 1137 times