Hudud dalam Al-Quran
Abstract
Ḥudūd dalam ayat-ayat Al-Quran sebagai batasan terhadap perbuatan manusia. Jika perbuatan yang dibatasi itu adalah perbuatan yang menjadi kesenangan manusia maka batasannya biasa dikemukakan dalam bentuk larangan untuk mendekatinya. Namun jika perbuatan itu adalah sesuatu yang dibenci, maka pada konteks ini diajarkan untuk tidak melampaui batas.
Ḥudūd dalam Al-Quran berisi pesan untuk menjauhi dan tidak melampaui batas terhadap beberapa perbuatan. Penelusuran terhadap ayat ḥudūd memberi pengertian bahwa defenisi yang dikemukakan oleh ahli hukum tentang ḥudūd dan hukuman yang menjadi ancamannya, berbeda dengan pengertian yang terbangun dari ayat-ayat yang menggunakan redaksi ḥudūd. Pengertian ḥudūd di kalangan ahli hukum berisi berbagai rupa perbuatan yang dikenal dalam bahasa hukum sebagai perbuatan jarīmah sementara konteks ḥudūd dalam Al-Quran bermakna batasan.
Ḥudūd in the verses of the Al-Qur’an as a limit to human activity. If the restricted action is an act that becomes a human pleasure, the restriction is usually expressed in the form of a prohibition to approach it. But if the behavior is something that is hated, then in this context it is taught not to exceed the border.
Ḥudūd in the Quran contains a message to evade and not exceed the boundary of some actions. The research for the hudud verse gives the understanding that the definition of hudud revealed by the jurist and the sentence as the threat differs from the understanding which is built from the verses that use the editorial of ḥudūd. The hudud definition among jurists contains various forms of deeds that known in legal language as acts of jarīmah while the context of ḥudūd in Al-Quran means boundaries.
References
‘Abd al-Bāqi, Muḥammad Fu’ād, Mu’jam al-Mufaḥras li Alfāẓ al-Qur’ān al-Karīm (Beirūt: Dār al-Fikr, 1987)
Aḥmad bin Fāris bin Żakariya, Abī al-Ḥusayn, Mu’jam Maqāyis al-Lugah, Juz II (Lebanon: Dār al-Fikr, 1989)
Al-Alūsī, Abū al-Faḍl Syihāb al-Dīn Muḥammad, Rūḥ al-Ma’ānī Fī Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm wa al-Sab’I al-Maṡānī, juz XXVII (Beirūt: Dār al-Fikr, 1994)
Al-Aṣfahānī, Al-Ragib, Mu’jam Mufradāt al-Qur’ān (Demaskus: Dār al-Qalam, 1992)
Al-Naisabūrī, Ali bin Aḥmad al-Wahidī, Asbāb al-Nużūl (Beirūt: Dār al-Fikr, 1991)
Ibnu Manẓūr, Lisān al-“Arab, Juz I (Kairo: Dār al-Ma’ārif, t.th)
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: CV. Karya Toha Putra Semarang, 2010)
Ma’lūf, Lois, al-Munfid Fī al-Lugah (Beirūt: Dār al-Masyrik, 1998)
Sābiq, Sayyid, Fiqh al-Sunnah, jilid II , (Mesir: Maktabat wa Maṭba’ah, 1974)
Muslich, Ahmad Wardi, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam. (Jakarta. Sinar Grafika. 2004)
Shihab, M. Quraish Tafsir al-Misbah, Kesan dan Keserasian Qur’an, Juz 1 (Jakarta: Lentera Hati, 2002)
Once an article was published in the journal, the author(s) are:
- granted to the journal right licensed under Creative Commons License Attribution that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship.
- permitted to publish their work online in third parties as it can lead wider dissemination of the work.
- continue to be the copyright owner and allow the journal to publish the article with the CC BY-NC-SA license
- receiving a DOI (Digital Object Identifier) of the work.