REFLEKSI PEMIKIR ISLAM TENTANG ONTOLOGI JIWA DAN RELASINYA DI DALAM AL-QUR’AN

  • Mubarak Taswin UIN ALauddin Makassar

Abstrak

Artikel ini mengkaji ontologi jiwa yang dipresepsikan oleh tiga Filososf Islam al-Kindi, al-Farrabi, dan Ibn Sina yang kemudian dikemukakan beberapa gagasan imam al-Ghazali setelahnya. Pada tataran pemahaman ketiga tokoh ini, mereka sepakat bahwa jiwa kekal namun al-Kindi memandang ada jiwa yang tidak mencapai kesempurnaan oleh karena itu jiwa ini mesti berkelana dari satu dimensi ke dimensi yang lain hingga mencapai kesucian diri dan layak masuk ke alam kebenaran. Berbeda halnya al-Farrabi melihat jiwa ini akan hancur bersama dengan hancurnya tubuh karena terikat dengan materi. Adapun ibn Sina lebih cenderung bahwa jiwa ini mendapat laknat. Begitupula imam al-Ghazali lebih mengarah kepada jiwa memiliki tiga tingkatan, yang terendah adalah jiwa nabati kemudian hayawani dan tertinggi adalah jiwa rasional. Pandangan ini sangat jelas memiliki keserupaan dari tiga tokoh sebelumnya. Hanya saja imam al-Ghazali tidak terlalu gamblang dalam menyatakan kekelan jiwa. Terakhir artikel ini mengkaji konflik jiwa dengan mengangkat tokoh barat Sigmeund Freud dengan merealisasikan gagasan ini dengan gagasan kondisi jiwa yang ada pada al-Qur’an

Diterbitkan
2022-08-28
Abstrak viewed = 134 times