INDAHNYA KEBERSAMAAN [Sebuah Ikhtiar dalam Membangun Kampus Bertaqwa Untuk Membawa Berkah (BERUBAH) dalam Perspektif Hadis]

  • La Ode Ismail Ahmad Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
    (ID)

Abstract

Islam adalah agama kebersamaan. Ajakan agama untuk hidup bersama dilandasi oleh posisi, kedudukan dan kapasitas manusia sebagai makhluk sosial. Salah satu upaya yang efektif dalam memperkukuh kebersamaan adalah kesadaran untuk mengembangkan dialog secara intensif di kalangan anggota masyarakat, baik antara satu individu dan individu lain, maupun antara satu kelompok dan kelompok lain dalam suatu masyarakat. Kebersamaan dalam Islam disebut dengan al-jama’ah. Makna al-jama’ah dalam hadis dari 171 kali penyebutannya, dapat dikategorisasikan –untuk sementara sebagai kajian awal—dalam empat hal, yakni kebersamaan dalam ibadah, kebersamaan merupakan sumber rahmat, kebersamaan merupakan sumber berkah dan kebersamaan melahirkan ‘tangan’ [kekuasaan dan pertolongan] Allah. Kebersamaan merupakan sumber rahmat dari Allah swt., karena rahmat-Nya hanya terdapat pada mereka yang menyebarkan rahmat di muka bumi. Mereka dapat membangun hidup dengan kebersamaan jika tidak ada kebencian dan kecemburuan dalam dada mereka, yang ada hanyalah kasih sayang di antara mereka. Kebersamaan akan melahirkan kebaikan-kebaikan sebagai implikasi dari saling menghormati, saling membantu, saling merasakan dan saling menghargai di antara anggota masyarakat. Prinsip dan karakter seperti ini harus dimiliki oleh setiap orang agar tercipta sebuah kerukunan dalam berinteraksi secara horizontal. Kebersamaan dapat dibangun jika masing-masing individu memiliki sikap untuk saling memberi pertolongan. Pertolongan kepada sesama manusia akan melahirkan pertolongan dari Allah swt. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah, Nabi bersabda, ‘Allah akan selalu memberi pertolongan kepada seseorang selama ia memberi pertolongan kepada saudaranya [sesamanya]. Ungkapan Nabi di atas menunjukkan bahwa pertolongan Allah akan datang melalui kerjasama antara manusia. Sebagai makhluk sosial, seseorang harus sadar bahwa ia tergantung kepada pihak lain, di mana kebutuhannya tidak dapat terpenuhi melalui usahanya, usaha kelompoknya bahkan usaha bangsanya sendiri. Hidup hanya mungkin dan nyaman apabila dibagi dengan orang lain, sehingga masing-masing berperan serta dalam menyediakan kebutuhan bersama.

References

Abidin, Danial Zainal, Al-Qur’an For Life Excellence: Tips-Tips Cemerlang Dari Al-Qur’an, Cet. I; Bandung: Mizan, 2008.

Ali, Yunasril, ‘Kekhalifahan dan Tanggung Jawab Moral: Menimba Inspirasi dari Mata Air Warisan Nurcholish Madjid’, dalam Titik-Temu, Vol. 1, No. 1, Juli-Desember 2008.

al-Bukhāriy, al-Imām Abi ‘Abdillah Muhammad bin Ismāīl bin Ibrāhim bin al-Mughirah bin Bardizbah al- al-Ja’fiy, Sahīh al-Bukhāri, jilid I, juz I, t.tp: Dār al-Fikr, 1994.

al-Darimiy, Abu Muhammad Abdillah bin Abd. al-Rahman, Sunan al-Darimiy, juz II, t.tp.: Dar al-Ihya’ al-Sunnah al-Nabawiyah, t.th.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, Jakarta : Balai Pustaka, 1966.

Ibn Faris, Abi al-Husain Ahmad ibn Zakaria, Mu’jam al-Maqayis fi al-Lugah, juz II, Cet.I; Beirut: Dar al-Fikr, 1994.

Ibn Hanbal, Abu Abdillah Ahmad, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz III, disertai catatan pingggir (hamisy) dari Ali bin Hisam al-Din al-Muqti, Muntakhab Kanzil Ummah fi Sunanil Aqwam wa af’al Beirut: al-Maktabah al-Islami, 1398 H/ 1978 M.

Ibn Majah, Abu ‘Abd. Allah Muhammad Ibn Yazid al-Qazwayniy, Sunan Ibn Majah, jilid, Bayrut: ‘Isa al-Babiy al-Halabiy, t.th.

Ibn Muslim, Abu Husain bin al-Hajjaj al-Qusyairiy, Shahih Muslim, jilid I, Beirut: Dar al-Fikr, t.th.

Ibn Saurah, Abi Isa Muhammad bin Isa, al-Jāmi’ al-Sahīh wa huwa Sunan al-Turmudzi, di-tahqiq, di-takhrij dan di-ta’liq oleh Muhammad Fuad Abd. Al-Baqi, juz IV, Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiyyah, t.th.

Ismail, M. Syuhudi, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Madjid, Norcholish, Shalat, dalam Budhy Munawar Rachman (Editor), Kontektualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah, Cet.II; Jakarta: Paramadina, 1995.

Said, Norman, ‘Memperkukuh Relasi Sosial Menuju Indonesia Baru’, dalam Titik-Temu, Vol. 2, No. 1, Juli-Desember 2009.

Shihab, M. Quraish, Dia Dimana-mana: Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, Cet. IV; Jakarta: Lentera Hati, 2006.

____________ , Ensiklopedi Al-Qur’an: Kajian Kosa Kata dan Tafsirnya, Jakarta: PT. Intermasa, 1997.

____________ , Menabur Pesan Ilahi: Al-Qur’an dan Dinamika Kehidupan Masyarakat, Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2006.

____________, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim: Tafsir atas Surah-Surah Pendek Berdasarkan Urutan Turunnya Wahyu, Cet. I; Bandung: Pustaka Hidayah, 1997.

al-Tahhān, Mahmud, Ushūl al-Takhrij wa Dirasah al-Asanid, Halb: Mathba’ah al-Arabiyyah, 1978.

Published
2018-11-25
How to Cite
Ismail Ahmad, L. O. (2018). INDAHNYA KEBERSAMAAN [Sebuah Ikhtiar dalam Membangun Kampus Bertaqwa Untuk Membawa Berkah (BERUBAH) dalam Perspektif Hadis]. Jurnal Diskursus Islam, 6(2), 243-259. https://doi.org/10.24252/jdi.v6i2.6554
Section
Artikel
Abstract viewed = 9478 times