PENENTUAN NILAI KALOR JENIS TANAMAN HERBAL JAHE DAN TEMULAWAK SEBAGAI OBAT PENURUN DEMAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBRA3
Abstract
Tanaman herbal seperti tanaman rimpang; jahe dan temulawak sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai obat dalam menurunkan demam. Demam merupakan kondisi suhu tubuh lebih besar dari suhu 37,5oC. Demam adalah bagian dari proses kekebalan tubuh melawan infeksi akibat parasit, virus, dan bakteri. Penelitian penentuan nilai kalor jenis tanaman herbal jahe dan temulawak ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen temperatur Cobra3 HYPWE. Hasil penelitian pada tanaman herbal jahe diperoleh nilai kalor jenis rata-rata sebesar 51,46 J/groC dan nilai kapasitas kalornya adalah 1.092,2 J/oC; serta temulawak dengan nilai kalor jenis rata-rata 46,17 J/groC dan nilai kapasitas kalornya adalah 923,4 J/oC. Semakin besar nilai kalor jenis yang diperoleh, maka semakin besar pula nilai kapasitas kalor yang terdapat dalam bahan tersebut dan semakin baik pula dalam menurunkan suhu.
References
Agoes, Azwar. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medik
Andrareto, Obi. 2015. Apotik Herbal di Sekitar Anda. Jakarta: PIS
Cahyaningrum, E.D. 2017. Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Suhu Tubuh Anak Demam. PROSIDING : Seminar Nasional dan Presentasi Hasil Penelitian Pengabdian Masyarakat
Cahyaningrum, E. D dan Putri. 2017. Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam Sebelum dan Setelah Kompres Bawang Merah. Jurnal Ilmiah dan Ilmu-ilmu Kesehatan, V(2). ISSN: 2612-2366
Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid II. Ungaran: Trubus Agriwijaya
Fitriatien, Sri Rahmawati, dkk. 2017. Kegiatan Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Sebagai Salah Satu Usaha Pemberdayaan Siswa SDN Dermo Guna Dalam Menumbuhkan Kepedulian Kesehatan Keluarga. Volume 02 Nomer 2
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Hesti, Dkk. 2016. Tumbuhan Herbal Sebagai Jamu Pengobatan Terhadap Penyakit Dalam Serat Primbon Jampi Jawi Jilid 1. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Jayanuddin, dkk. 2019. Peluang Oleoresin Jahe Sebagai Sumber Bahan Baku Berkelanjutan Untuk Obat-Obatan
Kurniati, Citra Hadi dn Atika Nur Azizah. 2018. Pemanfaatan Obat Herbal Penurun Panas Pada Balita Sakit di Desa Kaliurip Kecamatan PurwojatiKabupaten Banyumas
Moran michael J. 2004. Termodinamika Teknik. Jakarta : Erlangga
Nield L.S. dan Kamat D. (2011). Fever. Dalam: Kliegman R.M., Stanton B.F., St Geme J.W., Schor N.F., Behrman R.F. eds Nelson Textbook of Pediatrics. 19th ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier
Potter dan Perry. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep dan Praktik. Edisi 4. Vol Jakarta: EGC
Rahardjo, Mono. 2010. Penerapan SOP Budidaya Untuk Mendukung Temulawak Sebagai Bahan Baku Obat Potensial. Volume 9 No. 2
Septiatitin, Atin. (2009). Apotek Hidup dari Sayuran dan Tanaman Pangan. Cet 1. Bandung: Yrama Widya
Sumarmo, Poorwo, dkk. (2010). Buku Ajar Infeksi & Pediatrik Tropis Edisi Kedua. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia
Syamsuddin, Raden Aldizal Mahendra Rizkio, dkk. 2018. Temulawak Plant (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) As a Traditional Medicine.
Tusilawati, Berliana. (2010). 15 Herbal Paling Ampuh. Yogyakarta: Aulia Publishing
Young, Hugh D. 2002. Fisika Unversitas. Jakarta: Erlangga