Karakter Indeks Pengembangan Gelatin Taut Silang dengan Sukrosa Teroksidasi dan Glutaraldehid

  • Nursalam Hamzah Farmasi FKIK UIN ALAUDDIN MAKASSAR
    (ID)
  • Nurmi Nurmi
  • Mukhriani Mukhriani
  • Asrul Ismail

Abstract

Ikan merupakan salah satu sumber alternatif gelatin halal tetapi memiliki kualitas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan gelatin babi. Taut silang dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitasnya. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh bahan penaut silang terhadap karakter indeks pengembangan. Prosedur dimulai dengan ekstraksi gelatin dari sisik ikan bandeng dengan metode perendaman basa dan asam. Pembuatan gelatin taut silang dengan cara mencampurkan larutan gelatin ikan bandeng 5% sebanyak 50 ml dengan bahan penaut silang dengan konsentrasi bervariasi sebanyak 50 ml. Campuran kemudian diaduk hingga merata dan dikeringkan dalam oven pada suhu 70oC. Penelitian ini menggunakan bahan penaut silang, yaitu sukrosa teroksidasi dan glutaraldehid. Hasil gelatin taut silang diuji karakteristik indeks pengembangannya. Selain itu, juga digunakan sampel gelatin ikan komersial sebagai pembanding. Pembentukan taut silang ditandai dengan perubahan konsistensi sampel dari larutan menjadi gel. Perubahan konsistensi paling signifikan terlihat pada gelatin taut silang dengan sukrosa teroksidasi dan glutaraldehid. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar bahan penaut silang menurunkan indeks pengembangan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Darwin, Ridhay, A., & Hardi, J. (2018). Kajian Ekstraksi Gelatin dari Tulang Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus). Kovalen, Jurnal Riset Kimia, 4(1).

Jalaja, K., & James, N. R. (2015). Electrospun gelatin nanofibers: A facile cross-linking approach using oxidized sucrose. International Journal of Biological Macromolecules, 73, 270-278. doi:10.1016/j.ijbiomac.2014.11.018

Karim, A. A., & Bhat, R. (2009). Fish gelatin: properties, challenges, and prospects as an alternative to mammalian gelatins. Food Hydrocolloids, 23(3), 563-576. doi:10.1016/j.foodhyd.2008.07.002

Morsy, R., Hosny, M., Reisha, F., & Elnimr, T. (2017). Developing and physicochemical evaluation of cross-linked electrospun gelatin–glycerol nanofibrous membranes for medical applications. Journal of Molecular Structure. doi:10.1016/j.molstruc.2017.01.064

Rajalaxmi, D., Marcus, F., & Arthur, R. (2013). Improving the mechanical and thermal properties gelatin cross-linked by cellulose nanowiskers. Carbohydrate Polymers, 91(2), 633-638. doi:10.1016/j.carbpol.2012.08.080

Rapika, Dzulfikar, & Zumarni. (2016). Kualitas Fisik Gelatin Hasil Ekstraksi Kulit Sapi Dengan Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam klorida (HCl) yang Berbeda. Jurnal Peternakan, 13(1). doi:10.24014/jupet.v13i1.2386

Reinhard Schrieber, H. G. (2007). Gelatine Handbook: Theory and Industrial Practice. Wiley-VCH.

Santos, J. P., Esquerdo, V. M., Moura, C. M., & Pinto, L. A. (2018). Crosslinking agents effect on gelatins from carp and tilapia skins and in their biopolymeric films. Colloids and Surfaces A: Physicochemical and Engineering Aspects, 539, 184-191. doi:0.1016/j.colsurfa.2017.12.018

Wong, S. S., & Jameson, D. M. (2011). Chemistry of Protein and Nucleic Acid Cross-Linking and Conjugation. CRC Press.

Published
2019-06-18
How to Cite
Hamzah, N., Nurmi, N., Mukhriani, M., & Ismail, A. (2019). Karakter Indeks Pengembangan Gelatin Taut Silang dengan Sukrosa Teroksidasi dan Glutaraldehid. Ad-Dawaa’ Journal of Pharmaceutical Sciences, 2(1). https://doi.org/10.24252/djps.v2i1.11520
Section
Artikel
Abstract viewed = 449 times

Most read articles by the same author(s)

> >>