Karakter Indeks Pengembangan Gelatin Taut Silang dengan Sukrosa Teroksidasi dan Glutaraldehid
Abstract
Ikan merupakan salah satu sumber alternatif gelatin halal tetapi memiliki kualitas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan gelatin babi. Taut silang dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kualitasnya. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh bahan penaut silang terhadap karakter indeks pengembangan. Prosedur dimulai dengan ekstraksi gelatin dari sisik ikan bandeng dengan metode perendaman basa dan asam. Pembuatan gelatin taut silang dengan cara mencampurkan larutan gelatin ikan bandeng 5% sebanyak 50 ml dengan bahan penaut silang dengan konsentrasi bervariasi sebanyak 50 ml. Campuran kemudian diaduk hingga merata dan dikeringkan dalam oven pada suhu 70oC. Penelitian ini menggunakan bahan penaut silang, yaitu sukrosa teroksidasi dan glutaraldehid. Hasil gelatin taut silang diuji karakteristik indeks pengembangannya. Selain itu, juga digunakan sampel gelatin ikan komersial sebagai pembanding. Pembentukan taut silang ditandai dengan perubahan konsistensi sampel dari larutan menjadi gel. Perubahan konsistensi paling signifikan terlihat pada gelatin taut silang dengan sukrosa teroksidasi dan glutaraldehid. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar bahan penaut silang menurunkan indeks pengembangan.
Downloads
References
Darwin, Ridhay, A., & Hardi, J. (2018). Kajian Ekstraksi Gelatin dari Tulang Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus). Kovalen, Jurnal Riset Kimia, 4(1).
Jalaja, K., & James, N. R. (2015). Electrospun gelatin nanofibers: A facile cross-linking approach using oxidized sucrose. International Journal of Biological Macromolecules, 73, 270-278. doi:10.1016/j.ijbiomac.2014.11.018
Karim, A. A., & Bhat, R. (2009). Fish gelatin: properties, challenges, and prospects as an alternative to mammalian gelatins. Food Hydrocolloids, 23(3), 563-576. doi:10.1016/j.foodhyd.2008.07.002
Morsy, R., Hosny, M., Reisha, F., & Elnimr, T. (2017). Developing and physicochemical evaluation of cross-linked electrospun gelatin–glycerol nanofibrous membranes for medical applications. Journal of Molecular Structure. doi:10.1016/j.molstruc.2017.01.064
Rajalaxmi, D., Marcus, F., & Arthur, R. (2013). Improving the mechanical and thermal properties gelatin cross-linked by cellulose nanowiskers. Carbohydrate Polymers, 91(2), 633-638. doi:10.1016/j.carbpol.2012.08.080
Rapika, Dzulfikar, & Zumarni. (2016). Kualitas Fisik Gelatin Hasil Ekstraksi Kulit Sapi Dengan Lama Perendaman dan Konsentrasi Asam klorida (HCl) yang Berbeda. Jurnal Peternakan, 13(1). doi:10.24014/jupet.v13i1.2386
Reinhard Schrieber, H. G. (2007). Gelatine Handbook: Theory and Industrial Practice. Wiley-VCH.
Santos, J. P., Esquerdo, V. M., Moura, C. M., & Pinto, L. A. (2018). Crosslinking agents effect on gelatins from carp and tilapia skins and in their biopolymeric films. Colloids and Surfaces A: Physicochemical and Engineering Aspects, 539, 184-191. doi:0.1016/j.colsurfa.2017.12.018
Wong, S. S., & Jameson, D. M. (2011). Chemistry of Protein and Nucleic Acid Cross-Linking and Conjugation. CRC Press.
Once an article was published in the journal, the author(s) are:
- granted to the journal right licensed under Creative Commons License Attribution that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship.
- permitted to publish their work online in third parties as it can lead to wider dissemination of the work.
- continue to be the copyright owner and allow the journal to publish the article with the CC BY-SA license
- receiving a DOI (Digital Object Identifier) of the work.