SIMBOL MITOLOGI DALAM KARYA SASTRA TEKS AL-BARZANJI (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA PASAL 4)

  • Mirnawati Mirnawati Mahasiswa Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
    (ID)
  • Amrah Kasim
    (ID)
  • Abd. Rauf Aliah
    (ID)

Abstract

Tulisan ini membahas tentang pendekatan semiotika Roland Barthes terhadap karya sastra al-barzanji. Jenis penelitian ini adalah penelitian library research dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan linguistik dan semiotika. Adapun sumber data penelitian diperoleh langsung dari teks al-barzanji serta penelusuran berbagai literatur atau referensi. Data dikumpulan dengan memilih dari beberapa pasal dalam barzanji kemudian memilah dan menganalisis leksia per leksia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada 5 pasal tersebut, setiap pasalnya dimulai dengan kata وَلَمَّا yang penulis bedah menjadi 87 leksia. Selanjutnya penulis analisis teks tersebut dan mengkategorikan 16 leksia mengandung kode hermeneutika, 13 leksia tergolong kedalam kode gnomik/budaya, 33 leksia yang termasuk kode prioretik/aksi, 11 leksia terkandung kode semik/konotatif dan terakhir kode simbolik terdapat dalam 14 leksia yang ada pada teks tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pendekatan pembacaan semiotik Roland Barthes, bisa katakan bahwa Abu Ja’far Al-Barzanji menulis karya sastra ini tidak sekedar mengungkapkan kekagumannya terhadap Rasulullah saja saw., tapi juga mengisahkan secara tersirat budaya-budaya bangsa Arab khususnya di wilayah Makkah dan Negeri Syam. Simbol mitologi pada 5 pasal yang dikaji masih mengalami eksistensi hingga saat ini, meliputi: hakikat status yatim, Bani Najjar, juru kunci Ka’bah atau Bani Syaibah, usia Rasulullah saw. menginjak 4 tahun, Umur saat pernikahan Rasulullah saw., Umur ketika Nabi saw. diangkat menjadi Rasul Allah, simbol mitologi mimpi, serta Mahallul Qiyam disetiap pembacaan al-barzanji khusunya pada pasal 4, hingga saat ini masih tetap berlaku. Dan juga kata Atthir di setiap awal pasalnya, pada dasarnya kata ini termasuk kinayah yang bisa bermakna asli dan bisa juga tidak, namun jika dijabarkan bahwa keharuman bau harum yang disandarkan kepada Nabi saw. dalam bentuk rahmat. Implikasi dari penelitian ini adalah 1) Al-Barzanji adalah sebuah karya sastra yang paling akrab ditelinga bisa dikaji melalui berbagai pisau pendekatan, baik dari balaghah, Ilmu Arudh, Semantik, Sintaksis, dan berbagai cabang disiplin ilmu kebahasaan dan kesusastraan yang lainnya. Hal tersebut bisa menjadi salah satu sudut pandang bagi kaum intelektual muda di tengah maraknya isu bid’ah dan haram terkait barzanji. 2) Isi teks dari barzanji bukan hanya tentang syair namun juga sirah Rasulullah serta gambaran kondisi budaya Arab saat itu, tentu hal ini bisa juga menjadi bahan perbandingan bagi penggelut sejarah keislaman maupun sirah Nabawiyah. 3) Dengan adanya penelitian ini kedepannya bisa memberi sumbangsih terhadap penelitian selanjutnya, khususnya penelitian dibidang semiotika, bahasa dan sastra. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih membutuhkan pengkajian yang lebih dalam maka dibutuhkan saran dan masukan yang membangun demi kebaikan penulisan ke depannya.

References

Dahlan, Abdul Aziz. Ensiklopedi Hukum Islam JIlid I. Cet. I; Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996.

Endraswara, Suwardi. Metodologi Penelitian sastra Epistiemologi Model Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.Cet Ke-2. 2003.

Fattah, Munawir Abdul. Tradisi Orang-Orang NU. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2008.

Lechte, John. 50 Filsuf Kontemporer Dari Strukturalisme sampai Postmodernitas.Yogyakarta: Pustaka Kanisius, 2001.

al-Maliki, Muhammad Fuad bin Kamaludin. Amalan Barzanji Menurut Perspektif Islam. Cet. I; Johor Bahru: Sekretariat Menangani Isu-Isu Akidah Dan Syariah, Majlis Agama Islam Negeri Johor. Pusat Islam Iskandar Johor, 2008.

Muhyiddin, Abdusshomad. Fiqih Tradisional, Jawaban Pelbagai Persoalan Keagamaan Sehari-hari. Cet. VI; Malang: Pustaka Bayan, 2004.

Noth, W. Handbock of Semiotics. Bloomintong: Indiana University Press, 1990.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2015.

Paliang, Yasraf Amir. Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies atas Matinya Makna. Bandung: Jalasutra, 2003.

Pradopo, Racmad Djoko. Kritik Sastra Modern. Yogyakarta: Gama Media. 2002.

Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB, Kumpulan Tanya Jawab Islam. Yogyakarta, Piss-Ktb, 2013.

Ratih, Rina Teori dan Aplikasi Semiotik Michael Riffaterre. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2017.

Rusmana, Dadan. Filsafat Semiotika. Cet.I; CV Pustaka Setia, 2014.

Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004.

Taufiq, Wildan. Semiotika untuk Kajian Sastra dan Al-Qur’an. Cet.I; Bandung: Yrama Widya, 2016.

Teeuw. A. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.1988.

Wargadinata, Wildana. Spiritual Shalawat: Kajian Sosio-Sastra Nabi Muhammad SAW. Malang: UIN-Malik Press, 2008.

Zuhri, Moh. Almauidun Nabawi Barzanji Disertai Nama-Nama Untuk Anak Laki-Laki dan Perempuan. Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1992.

Published
2016-12-29
How to Cite
Mirnawati, M., Kasim, A., & Aliah, A. R. (2016). SIMBOL MITOLOGI DALAM KARYA SASTRA TEKS AL-BARZANJI (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA PASAL 4). Jurnal Diskursus Islam, 4(3), 468-483. https://doi.org/10.24252/jdi.v4i3.7330
Section
Artikel
Abstract viewed = 1713 times